Skip links

MEMBANGUN RUMAH SURGAWI: Menghidupkan Nuansa Relijius dalam Kehidupan Berkeluarga

adminHKC
October 23, 2024

Rumah bukanlah sekadar tempat berteduh. Dalam pandangan Islam, rumah adalah madrasah pertama, tempat di mana nilai-nilai ketuhanan ditanamkan dan dipupuk. Ia adalah mihrab kecil yang menjadi saksi bagaimana sebuah keluarga meniti jalan menuju ridha Allah SWT.

Ketika kaki pertama kali melangkah memasuki rumah, hemisferik spiritual seharusnya langsung terasa. Bukan dari ornamen atau hiasan yang terpasang, melainkan dari atmosfer ketaatan yang mengalir dalam setiap sudutnya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Rumah yang di dalamnya dibacakan Al-Qur’an bagaikan bintang yang bersinar bagi penduduk langit.”

Pagi hari dimulai dengan lantunan adzan yang menggetarkan hati. Ayah memimpin shalat berjamaah, sementara ibu dan anak-anak berbaris dengan khusyuk di belakangnya. Usai shalat, dzikir pagi mengalun lembut, menciptakan harmoni spiritual yang menenangkan jiwa sebelum anggota keluarga memulai aktivitas harian mereka.

Dapur rumah tak hanya mengolah makanan untuk tubuh, tetapi juga menjadi tempat di mana keberkahan dicari melalui doa-doa yang dipanjatkan sebelum dan sesudah makan. Di sini, ibu mengajarkan pada anak-anak bahwa setiap suapan adalah nikmat yang harus disyukuri, sebagaimana firman Allah, “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah.” (An-Nahl: 114)

Sore hari, ketika matahari mulai condong ke barat, rumah kembali hidup dengan aktivitas spiritual. Anak-anak berkumpul di ruang tengah, membuka mushaf Al-Qur’an, belajar mengeja huruf demi huruf dengan bimbingan orang tua. Moment ini bukan sekadar rutinitas, tetapi pembangunan fondasi iman yang akan mereka bawa hingga dewasa kelak.

Malam hari menjadi waktu yang istimewa. Selepas Maghrib, keluarga berkumpul untuk ta’lim. Ayah membacakan kisah-kisah inspiratif dari kehidupan para nabi dan orang-orang shalih. Ibu menyelipkan nasihat-nasihat bijak, membangun karakterr anak-anak dengan nilai-nilai Islam yang luhur. Sebagaimana Luqman mendidik anaknya dengan hikmah, demikian pula setiap orang tua berupaya menjadi mentor spiritual bagi putra-putri mereka.

Menjelang tidur, rumah diselimuti kedamaian. Setiap anggota keluarga mengambil wudhu, membaca doa sebelum tidur, dan berbaring menghadap kiblat. Terkadang, di tengah malam yang hening, terdengar isak tangis khusyuk dari kamar orang tua yang sedang bermunajat dalam tahajud, memohon hidayah dan keberkahan bagi keluarga mereka.

Di hari-hari tertentu, rumah menjadi lebih semarak dengan tradisi puasa Sunnah bersama. Senin dan Kamis menjadi hari istimewa di mana keluarga belajar menahan diri dan meningkatkan ketakwaan. Moment berbuka menjadi pertemuan spiritual yang menghangatkan, di mana doa-doa dipanjatkan bersama sebelum menyantap hidangan sederhana namun penuh berkah.

Dalam membangun suasana religius ini, konsistensi adalah kunci. Seperti tetesan air yang mampu menembus batu, demikian pula pembiasaan ibadah yang dilakukan terus-menerus akan membentuk karakter dan kepribadian yang kokoh. Namun, semua ini harus dilakukan dengan pendekatan yang lembut dan penuh kasih sayang, sebagaimana Allah mengajarkan rahmat sebelum mengajarkan kewajiban.

Evaluasi rutin melalui musyawarah keluarga menjadi wadah untuk terus memperbaiki kualitas spiritual rumah tangga. Di sini, setiap anggota keluarga dapat menyampaikan pandangan dan usulannya, saling mengingatkan dalam kebaikan dengan cara yang bijaksana.

Tak kalah penting adalah menjaga hubungan dengan komunitas Muslim yang lebih luas. Menghadiri pengajian bersama, aktif dalam kegiatan masjid, dan bersilaturahmi dengan tetangga adalah cara untuk memperkuat iman dan menambah ilmu. Sebagaimana sebuah pohon yang kokoh memerlukan lingkungan yang mendukung, demikian pula keimanan keluarga perlu dipupuk dalam ekosistem sosial yang sehat.

Membangun rumah tangga religius bukanlah pekerjaan satu atau dua hari. Ia adalah proyek seumur hidup yang membutuhkan kesabaran, keikhlasan, dan doa yang tak putus. Namun, ketika berhasil, rumah akan menjadi surga kecil di dunia, tempat di mana setiap nafas adalah ibadah dan setiap langkah adalah perjalanan menuju ridha Allah SWT.

Semoga Allah memberkahi setiap upaya kita dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Rumah yang menjadi tempat tumbuhnya generasi Rabbani, yang kelak akan menjadi penerus perjuangan menegakkan kalimat Allah di muka bumi. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin. #imz

Share Post:

Facebook
Twitter
LinkedIn
Telegram
WhatsApp

Leave a comment

Related Post