Bersemangat Tinggi
Termasuk adab yang ditekankan: hendaknya la gigih dalam belajar, gigih di setiap waktu selagi memungkinkan, tidak puas dengan yang sedikit jika masih mungkin untuk memperoleh lebih banyak, tidak mengerjakan sesuatu yang memberatkan diri yang dikhawatirkan akan menyebabkan kebosanan serta melenyapkan yang telah la peroleh. Dalam hal ini masing-masing orang berbeda sesuai situasi dan kondisi.
Jika ia telah hadir di majelis namun tidak mendapati sang guru hendaknya ia mengerjakan tugas yang diberikan; menunggunya, tidak meninggalkan majelis, dan tidak mengganggu kesibukan sang guru. Kecuali jika ia tahu bahwa gurunya tidak suka bila ia menunggunya karena sang guru tidak mengajar kecuali pada waktu tersebut.
Jika ia mendapati sang guru tengah tidur atau sibuk dengan sesuatu yang penting; hendaklah ia tidak bersikeras meminta izin untuk tidak mengikuti majelis. Akan tetapi hendaklah ia bersabar hingga sang guru terjaga, telah selesai urusannya, atau sebaiknya ia pulang. Sabar lebih utama sebagaimana dilakukan oleh lbnu Abbas ra dan yang lainnya.
Hendaknya ia tetap bersungguh-sungguh dalam belajar di kala senggang, bersemangat, badan kuat, pikiran segar, dan ketika sedikit kesibukan sebelum banyak tuntutan dunia dan memegang jabatan. Amirul Mukminin, Umar bin Khathab ra berkata: “Belajarlah hingga kalian faham sebelum kalian diangkat menjadi pemimpin.”
Artinya, bersungguh-sungguhlah menyempurnakan keahlian kalian ketika kalian jadi pengikut sebelum kalian menjadi pemimpin; karena jika kalian telah menjadi seorang tuan yang diikuti, kalian akan terhalang dari belajar disebabkan tingginya martabat dan banyaknya kesibukan.
Perkataan senada dilontarkan oleh Imam Syafi’i Rahimahullah: “Belajarlah hingga kamu memahami, sebelum menjadi pemimpin, jika kamu sudah menjadi pemimpin tidak ada lagi kesempatan untuk melakukan hal tersebut.”
Sumber: At-Tibyan; Adab Penghafal Al-Qur’an
Leave a Reply