Oleh: Imam Muchrozi
Ramadhan sering kali dipahami sebatas menahan diri dari makan dan minum di siang hari, lalu menikmati sajian istimewa saat berbuka. Ia dianggap sebagai bulan pesta iftar, perayaan, dan aktivitas sosial yang meriah. Namun, apakah itu esensi sebenarnya dari Ramadhan?
Bila Ramadhan sekadar mengubah pola makan, lalu di mana letak keistimewaannya? Bila ia hanya tentang menahan haus dan lapar, bukankah orang yang diet juga melakukan hal yang sama? Ramadhan bukan sekadar perubahan rutinitas jasmani, tetapi momentum transformasi ruhani yang mendalam.
Mendaki Tangga Kesucian dan Kedekatan dengan Allah
Di balik perintah puasa, Allah telah menetapkan tujuan agung: “La‘allakum tattaqūn”—agar kalian bertakwa (QS. Al-Baqarah: 183). Puasa adalah sarana membangun kesadaran ilahiah (God-consciousness), sebuah pengendalian diri yang tidak sekadar menjauhi makanan, tetapi juga dosa dan kelalaian hati.
Ibnul Qayyim berkata:
“Puasa memiliki pengaruh luar biasa dalam menjaga anggota badan dari keburukan, menenangkan jiwa yang liar, dan menjernihkan hati dari kekeruhan hawa nafsu.”
Di bulan ini, kita diajak untuk:
– Meningkatkan kepercayaan kepada Allah dengan sepenuhnya berserah diri kepada-Nya.
– Membentuk kebiasaan baik yang akan bertahan setelah Ramadhan berlalu.
– Memusatkan perhatian pada spiritualitas, lebih banyak berzikir, merenung, dan membaca Al-Qur’an.
– Memutus siklus kebiasaan buruk yang selama ini melemahkan jiwa dan tubuh kita.
– Membangun ketakwaan dan kesadaran akan Allah dalam setiap aspek kehidupan.
Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
Ramadhan bukan sekadar ritual, tetapi sebuah perjalanan ruhani yang mengangkat kita ke tingkat yang lebih tinggi. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah saatnya bagi kita untuk menghayati Ramadhan dengan makna sejatinya. Tidak hanya sebagai ajang kebersamaan dan perayaan, tetapi sebagai madrasah ruhani yang menempa diri agar menjadi lebih tangguh, lebih bersih, dan lebih dekat dengan Allah.
Maka, bagaimana kita akan menjalani Ramadhan kali ini? Akankah kita membiarkannya berlalu hanya sebagai rutinitas, atau menjadikannya sebagai titik balik menuju kehidupan yang lebih bermakna?
Bangkitlah, wahai jiwa yang rindu akan cahaya! Jadikan Ramadhan sebagai momentum perubahan sejati. Mari melangkah dengan hati yang bersih, jiwa yang kuat, dan semangat dakwah yang menyala!
اللهم بلغنا رمضان، وزدنا فيه قوةً، ونورًا، وعزيمةً على طاعتك وخدمة دينك
“Ya Allah, sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan, tambahkanlah kekuatan, cahaya, dan tekad kami untuk menaati-Mu dan berkhidmat kepada agama-Mu.”